Selasa, 25 Oktober 2011

♥ Prince Charming ♥

Aktifitasku pagi ini, berangkat ke sekolah. Sekarang aku duduk di kelas 9 SMP. Sebelumnya, aku tak pernah merasa kuat seperti ini . Aku sangat semangat, karena semalam aku menghabiskan waktu untuk menonton film China Romantic Princess. Hehe jadi tayangan-tayangan romantis masih melekat di ingatanku. Aku pun jalan dengan santai. Saat aku lihat jam di tanganku menujukkan pukul 06.48. sedangkan upacara di sekolah telah dimulai pukul 06.35. sontak aku pun kaget dan cepatkan langkahku untuk memberhentikan bus yang lewat ke arahku. Memang hari sialku ! hari itu, aku terlambat dan baris di bagian murid yang terlambat pula.Selesai upacra, hukuman yang biasanya memang wajib di layangkan bagi para siswa yang terlambat upacara. Yaitu, membersihkan lapangan sekolah ! harus aku lakukan pula . Oh God, maafkan hambamu ini

                                                                                 *** 

Akupun mengambil sapu yang ada di dekat pintu musholla, saat ku ambil, ternyata ada tangan lain yang menyentuhku tepat diatas tanganku. Aku terdiam melihati sapu, mungkin bukan sapunya yang ku lihat, melainkan tangan yang menindihku. Tangan putih bersih milik seorang lekaki. Akupun tak berani untuk menatap lelaki itu. Lalu, ada sebentuk suara yang mungkin, memanggilku ,’’hellow...?’’. Akupun tersadar dari lamunanku. ‘’aaah, iyaaa? yaAmpuun maaf...aku..’’ . kata-kata ku terhenti sampai disitu saat aku memberanikan diri untuk menatap lelaki itu. Dafa Sevian, yang telah menatapku saat ini. Dafa Sevian yang telah menindih tanganku saat ini. ‘’maaf.. tangan gue menindih tangan loe, abis gue langsung ambil tadi’’. Dafa mengucapkan maaf padaku. Lalu aku pun melepaskan tanganku dari sapu itu, dan bereaksi ‘’iyaa, ngga apapa gue juga ga liat tadi’’ sembari mengeluarkan senyum indah, tapi kurasa itu bukan senyum indah, malah senyum terpaksa. Kami lalu melupakan kejadian itu, dan melanjutkan untuk membersihkan lapangan sekolah. Hari itu bener-bener gak pernah aku rasakan sebelumnya. Bersentuhan dengan tangan lelaki spesial di sekolah ini. Yaaah, aku selalu berharap kejadian itu terus berulang. ‘’kalo perlu, gue telat terus gapapa deh. Yang penting telatnya bareng dia..’’ aku keceplosan karena benar-benar sangat senang hari itu. 1stghjam berlalu dan aku habiskan hanya untuk membersihkan lapangan segede itu. Aku memutuskan untuk duduk di bawah toga (tempat duduk dari semen) yang berada di depan ruang guru. Sambil me-lap jidatku dengan tanganku. ‘’ne, buat loe. Jangan pake tangan dong, loe kan tadi abis pake nyapu tu tangan’’. Suara itu ! suara yang ku idamkan. aku tak menoleh sembari mengambil sapu tangan itu dan berkata , ‘’Dafaa.. thanks ya, padahal baru aja ketemu, belom kenalan, loe udah baik banget sma gue hehe seneng deh bisa kenal sama loe fa.’’ Aku membalikkan badanku ke arah lelaki yang ku kira itu Dafa. Dan ternyataa, ‘’haha maksud loee ih, ternyata sahabat gue si Tamara Arlinda Kirana suka sama cowok sok beken itu hahaa malu gu’’. ‘’apaa sih loe ky, jadi eloo. Issh sumpah nyesel guee i loe malu-maluin gue ajasih. Aku malu lalu memukul-mukul dada Vicky. Vicky adalah temen aku sejak masuk SMP. Dy salah satu temen cowok yang aku punya. Dy orgnya ke kanak-kanakan , jail , sok cool juga. Tapi garagra aku temenan sama dia, banyak cewek di sekolah yang ga suka sama aku, karena sikap Vicky cuman bisa baik sama aku. Beda sama cewek lain, setiap cewek yang deket sama Vicky, Vicky selalu cuekk dan beda banget. Tanpa sadar aku telah mendapati mataku tertangkap oleh mata Vicky. Vicky memegangi tanganku dan kami entah tersadar dengan apa, kami menjadi kaku dan Vicky melepasi tanganku dari cengkramanny. Vicky mulai menghidupi suasana ‘’hahaay, jadi loe kesemsem sama tu cowok, yaa?’’ kata Vicky sambil melayangkan telunjuknya ke idung aku. ‘’iiih apaa sih loe, mm ngga kok (aku membusungkan dada)’’ . ‘’ohyaaaaaaaa, are you S U R E?’’ vicky mengejekku sambil mengatakan kata ‘sure’ sambil mengejanya. ‘’ngapain loe disini, loe ga belajar ?’’ . ‘’guru gue gada , ga asik, so gue liat loe yaudah gue ksini, kenapa ad yang larang gue ?’’ . ‘’Vicky Ilham Winataaaaa, kamu ngapain disini , HAH?’’ . ternyata Bu Siska seorang guru IPS melayangkan tanganny di telinga Vicky. Hari itu, Vicky tertangkap basah karena keluar kelas tanpa minta izin dengannya. ‘’ayoo masukkkk !’’ . vicky tak bisa mengelak karena hidup raga telinganya ada di tangan Bu Siska. ‘’iiaaa bu, sy msuk. Hadeeh ibu gatau anak muda sih’’ (tampang memelas Vicky keluar). Sontak Bu Siska menarik Vicky sampai ruang kelas . hahaha yaa, itulah Vicky. Anak tunggal dari keluarga Winata. Seorang laki-laki yang tidak pernah memakai pangkat keluarga Winata untuk menjalani kesehariannya. Ia jail, ia bisa menghidupkan suasana kaku menjadi terbuka. Sama seperti kejadian tadi. Ia teman terbaikku selama di SMP . *** Bel keluar main berbunyi, aku mengembalikan sapu yang kupinjam td, ke Musholla sekolah. Setelah itu, aku ptuskan untuk membeli jajanan di kantin tanpa Vicky. Karena pasti, dia masih sibuk dengan urursanny. Di kantin sekolah ku memang selalu ramai dengan anak-anak kelas.Sesampainya aku di dalam kantin, aku mulai di desaki oleh puluhan murid yang ingin makan siang hari itu . lalu ada seorang anak perempuan yang sepertinya tidak sengaja mendorongku hingga akupun terjatuh . aku jatuh ke paping kantin, dengan posisi telungkup. Astaagaa, sakitnya ga seberapa, tapi malunyaa ! . mulai banyak suara yang menertawaiku. Tapi tidak satu orang di hadapanku yang kali ini, tangannya mulai menarik pundakku untuk berdiri. Dafa. Lelaki yang tidak menertawaiku, dan malah membantuku untuk berdiri. ‘’gue bawa loe ke UKS, yaa !’’ . aku ternganga tanpa bereaksi sakit, atau sekedar mengucapkan terimakasih. Bukan karena aku orangnya yg tidak tau balas budi, tapi lebih ke inginanku untuk pingsan di pelukan Dafa itu lebih besar saat itu, karena ke kagetanku. Hahaha(sesampainya di UKS)Loe tunggu bentar yaa, gue ambilin air dingin buat kompres luka di lutut loe. Aku segera mengiyakan dengan anggukan kepala yang lemah sambil tersenyum. Beberapa menit kemudian, ia datang dengan semangkuk air dingin juga kain biru untuk mengompres lutut ku, yang sedikit mengeluarkan darah. Sambil menjongkok dan satu kakinya di tekuk ke atas. Ia membiarkan tanganny membersihkan bagian lututku yang luka, yang saat itu aku duduk di atas kursi. Sesaat kemudian aku memberanikan diri untuk membuka mulut kaku ku. ‘’Dafa, thx yaa.. loe kok baik bgt sama gue. Padahal loe kenal gue aja enggak. Hmm’’ (sambil mengeluarkan ekspresi wajah sakit ku karena disentuh oleh kain itu, dan eksprei yang sedikitkhawatir untuk mendengar jawaban lelkai gagah itu) . ‘’karena itu, karena gue ga kenal loe. Makanya gue berusaha untuk mengenal loe, melalui ini. Mungkin Tuhan nyuruh gue buat bisa kenal loe lewat kejadian kyk gne. Hehe J’’ senyuman Dafa terarah pada mataku. Akupun mengelak untuk membalas tatapan indah itu. Ia pun berdiri ‘’udah ne, loe besok kalo ke kantin, jangan sendirian deh. Harus ada temen, temen cowok itu lebih baik. Kan kasian lutut loe jadi sasaran anak-anak. Dafa pergi berlalu, aku pun mencerna kalimat-demi kalimat yang dikeluarkan lelaki itu. ‘’maksudnya apasih?’’ aku menggerutu sambil memonyongkan mulut ku. Aku kembali ke kelas dengan jalan compang camping. Malang sekali nasibku saat itu.


To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar